Type Here to Get Search Results !

Rabiatul Adawiyah & Keimanan

0
Penulis Oleh von edison alouisci




Pernah suatu hari orang-orang salih datang berziarah kerumah Rabiah. Ketika itu terjadilah tanya-jawab diantara Rabiah dengan tetamu itu berkenaan dengan masalah menyembah Allah. Salah seorang mereka ditanya Rabiah:

“Mengapa anda menyembah Allah?” tanya Rabiah.

“Kerana saya takut akan api neraka,” jawab orang itu.

“Mengapa anda menyembah Allah?” Rabiah bertanya pula pada tetamu yang lain.

“Saya menyembah Allah kerana takut masuk api neraka dan ingin masuk ke dalam syurgaNya,” jawab tetamu itu.

Rabiah menarik nafas panjang kemudian berkata:“Alangkah buruknya seorang hamba yang menyembah Allah hanya kerana mengharapkan syurga dan ingin menghindar dari api neraka!” Sejurus Rabiah terdiam seakan-akan kecewa mendengar jawapan mereka. Kemudian dari bibirnya keluar sebuah soalan:

“Sekiranya syurga dan neraka tidak ada, adakah kamu akan menyembah Allah?”

Hadirin saling berpandangan sesama mereka. Tidak menyangka kalau-kalau pertanyaan seperti itu akan dikemukakan oleh Rabiah. Agak lama tidak seorang pun diantara mereka berani menjawab.

Salah seorang mereka itu memecahkan kesunyian dengan bertanya kepada Rabiah:“Kalau begitu, tolong jelaskan kepada kami kenapa anda menyembah Allah?”


“Saya menyembah Allah adalah keranaNya. Nikmat yang dianugerahkanNya kepada saya sudah cukup untuk menggerakkan hati saya untuk menyembahNya!”

Demikian jawapan Rabiah, ringkas tetapi padat.

Dalam kisah di atas, kita dapat extract tiga tahap keimanan :

1.Menyembah Allah karna takutkan api neraka.

2.Menyembah Allah karna takutkan api neraka dan inginkan syurga.

3. Menyembah Allah semata-mata karana cinta kepadaNya, bukan mengharapkan syurga dan ingin menjauhi neraka.

(tahap pertama dan kedua adalah jelek dan buruk di mata Rabiah)

Sekarang check diri kita. Di mana iman kita berada?

Adakah tahap pertama atau tahap kedua?

banyak yang sekurang-kurangnya akan meletakkan dirinya dalam tahap yang pertama. Ada juga yang mengatakan dirinya tidak mencapai tahap pertama sekalipun.

Adakah kita tergolong dalam golongan ini?:

1.Sangat jauh dari Allah.

 Golongan ini bukan saja mengabaikan Perintah Allah, malah melakukan maksiat dan selalu membuat masalah dan menentang perintah  Allah. Nauzubillah.

2.Bermain-main dengan Allah.

Golongan ini kadang-kadang solat, kadang-kadang tidak. Ikut mood. Senang cerita orang yang malas. tidak punya keketapan hati.ada yang berkata karna belum siap. kok belum siap?? apakah menjelang ajal  dan sekarat baru bisa mengatakan siap?? apakah ia tahu kapan napasnya putus??
ini bantahan manusia yang jelas sudah sangat terpengaruh oleh keadaan zaman atau lebih ke duniawian.

3. Beribadah yang tidak memberi kesan.

 Golongan ini tidak meninggalkan perintah tetapi masih melakukan maksiat. Bukankah solat itu, mencegah perkara yang keji dan mungkar? tapi dengan ibadahnya ternyata maksiat jalan terus.hari ini..ia bicara santun..besok..haha..hihihi..wkwkwk..bercanda..tak karuan karuan.. dg lawan jenis  seru seruan sampai lupa..Tuhan mengawasi.

Hendaknya kamu berhati-hati untuk berdusta.Sesungguhnya kedustaan itu membawa kepada kejahatan,dan kejahatan itu membawa ke neraka. Kalaulah seseorang itu terus menerus berdusta, dan memelihara kedustaan, maka ia digelari disisi Allah sebagai pendusta. (HR Muslim, Abu Daud, dan At-Tirmidzi)



4.Beribadah bukan karna Allah.

 Golongan ini melakukan banyak perintah Allah dan melakukan nahi mungkar tetapi tidak ikhlas.bahkan Sebaliknya ingin mendapatkan penghormatan daripada masyarakat,ilmunya buat adu hebat..ilmunya..untuk menunjukkan bahwa dia jauh lebih baik dari orang lain.ujung ujungnya ia justru lupa adab yang benar..bagaimana sebenarnya orang yang di katakan berilmu..

Dlm berbuat baik,jgn berfikir untuk berharap DIANGGAP baik. atau meminta sesuatu yg menimbulkan sipat riya`.Rahasia Ikhlas hanya Allah dan pelakunya yg tahu.maka jgn tanya seseorg itu ikhlas atau tidak..tapi perhatikan diri kita sendiri apakah bisa ikhlas atau tfdk terhadap apa yg kita lakukan.krn setiap sipat ikhlas dan tidak maka Allah akan membalasnya.satu hal yg utama hanya insan yg mengharap ridhonya yg takut untuk tidak ikhlas.

Umar RA berkata,“Sesuatu yg paling aku khawatirkan dari kalian adlh Munafiq ‘Alim (yg berpengetahuan).” Lalu ada yang bertanya,“Bagaimana mungkin, seorang munafik memiliki sifat ‘alim.?” Ia menjawab,“Ia berbicara dgn penuh hikmah nmn melakukan kezhaliman atau kemungkaran.ia seakan begitu pham Ilmu Allah nmn kemudian tidak byk yg mmp ia terapkan dlm dirinya. ia berkata jagalah lisan,tp sedikitpun ia tak mampu menjaga lisannya sendiri.iya berkata ttg ukhuwah.nmn ia sendiri tak mmp menjaga ukhuwah”

Orang alim itu bukanlah yang mengetahui kebaikan dari yang buruk, tetapi orang alim adalah yang mengetahui kebaikan lalu mengikutinya dan mengetahui keburukan lalu menjauhinya. (Sufyan bin Uyainah/ Az Zuhd, Imam Ahmad)


Adakah anda tergolong dalam mana-mana golongan ini?

Saya tidak tahu dan jangan beritahu saya. Anda lebih memahami diri anda sendiri dan terpulang pada diri anda untuk meletakkan di tahap keimanan yang mana. Mereka yang berada di tahap pertama akan meninggalkan segala perkara maksiat dari yang besar hingga sekecil-kecil pun dan melakukan ibadah yang wajib.

 Mereka yang berada di tahap kedua akan menambahkan amalannya dengan yang sunat-sunat.Mereka yang berada di tahap tertinggi, akan meninggalkan dunia dan meletakkan sepenuh cinta kepada Allah s.w.t.

Cinta Rabiatul Adawiyah adalah sangat sukar untuk diungkapkan dan difahami.sarat dgn  makna makna keimanan yang tidak bisa kita gampangkan saja mengambil kesimpulan.cerita pendek ini..semoga menjadi bahan bagi kita untuk mengoreksi diri..

aku mau katakan Jika engkau melihat orang-orang sibuk dengan dunia,maka sibukkanlah dirimu dengan akhirat.Jika engkau melihat orang-orang sibuk dengan memperindah
penampilan fizik maka sibukkanlah dirimu dengan memperindah dan mempercantikkan batinmu.Jika engkau melihat orang-orang sibuk mengurus perkebunan maka sibukkanlah dirimu dengan memakmurkan kuburan.Jika engkau melihat orang-orang sibuk mengatakan aib orang lain,maka sibukkanlah dirimu dengan keburukan dirimu sendiri.


Wallahu ’alam..


salam santunku

Posting Komentar

0 Komentar

Top Post Ad

Below Post Ad