Type Here to Get Search Results !

WAHABI TRAH YAHUDI

0

YAHUDI MENGKLAIM WAHABI ADALAH PECAH SEKTE MEREKA

.

.

Ini sungguh penjelasan di luar dugaan dari pihak yahudi tentang golongan wahabi yang malu mengakui ke wahabianya dan berganti ganti baju sebagai salafi,ahlu sunnah,manhaj salaf dll.

.

Ada seorang sejarawan Yahudi (bahkan Zionis) yang bernama Ishaq bin Tisfi menulis ensiklopedia sekte-sekte Yahudi.

.

Dia Mencatat dan memasukkan WAHABI sebagai salah satu SEKTE YAHUDI dengan keterangan yang kokoh dan bukti-bukti kongkrit.

.

Buku tersebut terbit pada tahun 1957 M.

Lihat pada halaman 232.teks aslinya sbb :

.

ﻧﺸﺮ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺑﻦ ﺯﻓﻲ ﺍﻟﺮﺋﻴﺲ ﺍﻟﺴﺎﺑﻖ ﻟﻠﺪﻭﻟﺔ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩﻳﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺍﻏﺘﺼﺒﺖ ﻓﻠﺴﻄﻴﻦ ﻛﺘﺎﺑﺎًﻋﻨﺎﻟﺪﻭﻧﻤﺔ ﺑﺎﻟﻌﺒﺮﻳﺔ، ﻭﺗﺮﺟﻤﻪ ﻟﻺﻧﻜﻠﻴﺰﻳﺔ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩﻱ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﻋﺒﺎﺩﻱ، ﻭﺃﺻﺪﺭﺗﻪ ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻨﺸﺮ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩﻳﺔ ﻓﻲ ﺃﻣﻴﺮﻛﺎ ﻋﺎﻡ 1957 ،ﻭﺃﻋﻴﺪ ﻃﺒﻌﻪ ﻣﺮﺓ ﺛﺎﻧﻴﺔ ﻋﺎﻡ .1961 ﻳﻘﻮﻝ ﺑﻦ ﺯﻓﻲ : )) ﻫﻨﺎﻙ ﻃﻮﺍﺋﻒ ﺩﻳﻨﻴﺔ ﻻ ﺗﺰﺍﻝ ﺗﻌﺘﺒﺮ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﺟﺰﺀ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ ﺇﺳﺮﺍﺋﻴﻞ، ﻭﺃﻋﻀﺎﺀ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻄﻮﺍﺋﻒ ـ ﺭﻏﻢ ﺍﺧﺘﻼﻑ ﺃﺳﻠﻮﺑﻬﻢ ﻋﻦ ﻣﺠﻤﻮﻋﺔ ﺍﻟﺸﻌﺐ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩﻱ ـ ﺍﺳﺘﻤﺮﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺇﻗﺎﻣﺔ ﺷﻌﺎﺋﺮ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩﻱ، ﻭﻣﻦ ﻫﺆﻻﺀ ﻃﺎﺋﻔﺔ ﺍﻟﺴﺎﻣﺮﻳﻴﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻌﺘﻨﻘﻮﻥ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻱ، ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻃﺎﺋﻔﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﻫﻲ ﻃﺎﺋﻔﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻴﺔ ﻭﻫﻲ ﻣﺴﻠﻤﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﺇﻻ ﺃﻧﻬﺎ ﺗﻘﻴﻢ ﺳﺮﺍً ﺍﻟﺸﻌﺎﺋﺮ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩﻳﺔ .(( .(( ﺻﻔﺤﺔ ﺭﻗﻢ 232 ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺟﺪﺗﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﻴﺖ ﻓﺄﺣﺒﺒﺖ ﻣﺸﺎﺭﻛﺘﻜﻢ ﺑﻬﺎ . ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺑﻦ ﺯﻓﻲ ‏( ﺑﺎﻟﻌﺒﺮﻳﺔ : יצחקבן צבי ‏) ‏( 24 ﻧﻮﻓﻤﺒﺮ -1884 23 ﺃﺑﺮﻳﻞ 1963 ‏) ﻣﺆﺭﺥ ﻭﺯﻋﻴﻢ ﻋﻤﺎﻟﻲ ﺻﻬﻴﻮﻧﻲ، ﻭﻫﻮ ﺛﺎﻧﻲ ﺭﺅﺳﺎﺀ ﺇﺳﺮﺍﺋﻴﻞ ﻭﺻﺎﺣﺐ ﺃﻃﻮﻝ ﻓﺘﺮﺓ ﺭﺋﺎﺳﺔ ﻳﻘﻀﻴﻬﺎ ﺭﺋﻴﺲ ﺇﺳﺮﺍﺋﻴﻞ ‏( 1963-1952 ).

.

Link : http://ghaith-a.com/archives/77977

.

Keterangan diatas menjelaskan sbb :

.

"Diantara sekte agama yg menjadi bagian Bani Israil adalah sekte Samiriy, yaitu sekte Yahudi yg menyatakan/mengklaim sebagai agama Musawi (agama yg dibawa oleh Nabi Musa alaihi salam).

.

Dan diantara sekte ini juga ada Sekte Wahabi, yaitu sekte yg dhohirnya (bagian luarnya) muslim namun mereka menegakkan rahasia syiar Yahudi....

.

Ini sebuah pengakuan yang gamblang dari pihak yahudi.

.

Dan jika kita tarik ke belakang dari sejarah sisilah ibnu saud pendiri kerajaan arab saudi,memang ibnu saud berasal dari KLAN YAHUDI.Ia datang menuju mekkah dan berkerjasama dengan tokoh utama sekte Wahabi Muhammad bin abdul Wahab merebut kekuasaan ke khalifahan Islam yang sah.

.

Mekah,medinah dan sekitarnya tidak pernah di bawah pemerintahan kerajaan,tetapi dibawah kekuasaan ke khalifahan.

.

Barulah setelah KLAN YAHUDI di bawah pimpinan ibnu saud dan tokoh wahabi muhammad bin abdul wahab,pemerintahan berubah menjadi pemerintahan BID'AH Yakni berbentuk kerajaan dimana mekkah dan medinah diperintaah turun temurun oleh dinasti saud.

.

Untuk jelaskan mari kita simak sebuah tulisan tentang DINASTI IBNU SAUD sbb :

.

(kutipan )

.

MELACAK DINASTI IBNU SAUD PERAMPOK TANAH HIJAZ,PRAMPOK KEKUASAAN KE KHALIFAHAN ISLAM

.

Oleh Von Edison Alouisci

.

Dalam silsilah resmi kerajaan Saudi Arabia disebutkan, bahwa Dinasti Saudi Arabia bermula sejak abad ke dua belas Hijriyah atau abad ke delapan belas Masehi. Ketika itu, di jantung Jazirah Arabia, tepatnya di wilayah Najd yang secara historis sangat terkenal, lahirlah Negara Saudi yang pertama yang didirikan oleh Imam Muhammad bin Saud di “Ad- Dir’iyah”, terletak di sebelah barat laut kota Riyadh pada tahun 1175 H./1744 M., dan meliputi hampir sebagian besar wilayah Jazirah Arabia.

.

Negara ini mengaku memikul tanggung jawab dakwah menuju kemurnian Tauhid kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, mencegah prilaku bid’ah dan khurafat, kembali kepada ajaran para Salafus Shalih dan berpegang teguh kepada dasar-dasar agama Islam yang lurus. Periode

awal Negara Saudi Arabia ini berakhir pada tahun 1233 H./1818 M.

.

Periode kedua dimulai ketika Imam Faisal bin Turki mendirikan Negara Saudi kedua pada tahun 1240 H./1824 M. Periode ini berlangsung hingga tahun 1309 H/1891 M. Pada tahun 1319 H/1902 M, Raja Abdul Aziz berhasil mengembalikan kejayaan kerajaan para pendahulunya, ketika beliau merebut kembali kota Riyad yang merupakan ibukota bersejarah kerajaan ini.

.

Semenjak itulah Raja Abdul Aziz mulai bekerja dan membangun serta mewujudkan kesatuan sebuah wilayah terbesar dalam sejarah Arab modern, yaitu ketika berhasil mengembalikan suasana keamanan dan ketenteraman ke bagian terbesar wilayah Jazirah Arabia, serta menyatukan seluruh wilayahnya yang luas ke dalam sebuah negara modern yang kuat yang dikenal dengan nama Kerajaan Saudi Arabia. Penyatuan dengan nama ini, yang dideklarasikan pada tahun 1351 H/1932 M, merupakan dimulainya fase baru sejarah Arab modern.

.

Raja Abdul Aziz Al-Saud pada saat itu menegaskan kembali komitmen para pendahulunya, raja-raja dinasti Saud, untuk selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip Syariah Islam, menebar keamanan dan ketenteraman ke seluruh penjuru negeri kerajaan yang sangat luas, mengamankan perjalanan haji ke Baitullah, memberikan perhatian kepada ilmu dan para ulama, dan membangun hubungan luar negeri untuk merealisasikan tujuan-tujuan solidaritas Islam dan memperkuat tali persaudaraan di antara seluruh bangsa arab dan kaum Muslimin serta sikap saling memahami dan menghormati dengan seluruh masyarakat dunia.

.

Di atas prinsip inilah, para putra beliau sesudahnya mengikuti jejak-langkahnya dalam memimpin Kerajaan Saudi Arabia. Mereka adalah: Raja Saud, Raja Faisal, Raja Khalid, Raja Fahd, dan Pelayan Dua Kota Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz.

.

IBNU SAUD BERASAL DARI KELUARGA YAHUDI

.

Kronologi sejarah awal keluarga ibnu saud :

.

Di masa yang jauh sebelumnya, di Najd tahun 851 H. Sekumpulan pria dari Bani Al Masalikh, yaitu trah dari Kaum Anza, yang membentuk sebuah kelompok dagang (korporasi) yang bergerak di bidang bisnis gandum dan jagung dan bahan makananan lain dari Irak, dan membawanya kembali ke Najd. Direktur korporasi ini bernama Sahmi bin Hathlool. Kelompok dagang ini melakukan aktifitas bisnis mereka sampai ke Basra, di sana mereka berjumpa dengan seorang pedagang gandum Yahudi bernama Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe,

.

Ketika sedang terjadi proses tawar menawar, Si Yahudi itu bertanya kepada kafilah dagang itu. “Dari manakah anda berasal?” Mereka

menjawab, ”Dari Kaum Anza, kami adalah keluarga Bani Al-Masalikh.” Setelah mendengar nama itu, orang Yahudi itu menjadi gembira, dan mengaku bahwa dirinya juga berasal dari kaum keluarga yang sama, tetapi terpaksa tinggal di Bashra, Irak. Karena persengketaan keluarga antara bapaknya dan ahli keluarga kaum Anza.

.

Setelah itu, Mordakhai kemudian menyuruh budaknya untuk menaikkan keranjang-keranjang berisi gandum, kurma dan makanan lain ke atas pundak unta-unta milik kabilah itu. Hal ini adalah sebuah ungkapan penghormatan bagi para saudagar Bani Al Masalikh itu, dan menunjukkan kegembiraannya karena berjumpa saudara tuanya di Irak. Bagi pedagang Yahudi itu, para kafilah dagang merupakan sumber pendapatan, dan relasi bisnis. Mardakhai adalah saudagar kaya raya yang sejatinya adalah keturunan Yahudi yang bersembunyi di balik roman wajah Arab dari kabilah Al-Masalikh.

.

Ketika rombongan itu hendak bertolak ke Najd, saudagar Yahudi itu minta diizinkan untuk ikut bersama mereka, kerana sudah lama dia ingin pergi ke tanah asal mereka Najd. Setelah mendengar permintaan lelaki Yahudi itu, kafilah dagang suku Anza itu pun amat berbesar hati dan menyambutnya dengan gembira.

.

Pedagang Yahudi yang sedang taqiyyah alias nyamar itu tiba di Najd dengan pedati-pedatinya. Di Najd, dia mulai melancarkan aksi propaganda tentang sejatinya siapa dirinya melalui sahabat-sahabat, kolega dagang dan teman barunya dari keturunan Bani Al-Masalikh tadi. Setelah itu, disekitar Mordakhai, berkumpullah para pendukung dan penduduk Najd. Tetapi tanpa disangka, dia berhadapan dengan seorang ulama yang menentang doktrin dan fahamnya. Dialah Syaikh Shaleh Salman Abdullah Al-Tamimi, seorang ulama kharimatik dari distrik Al-Qasem. Daerah-daerah yang menjadi lokasi disseminasi dakwahnya sepanjang distrik Najd, Yaman, dan Hijaz.

.

Oleh karena suatu alasan tertentu, si Yahudi Mordakhai itu -yang menurunkan Keluarga Saud itu- berpindah dari Al Qasem ke Al Ihsa. Di sana, dia merubah namanya dari Mordakhai menjadi Markhan bin Ibrahim Musa. Kemudian dia pindah dan menitip di sebuah tempat bernama Dir’iya yang berdekatan dengan Al-Qateef. Di sana, dia memaklumatkan propaganda dustanya, bahwa perisai Nabi Saw telah direbut sebagai barang rampasan oleh seorang pagan (musyrikin) pada waktu Perang Uhud antara Arab Musyrikin dan Kaum Muslimin. Katanya, “Perisai itu telah dijual oleh Arab musyrikin kepada kabilah kaum Yahudi bernama Banu Qunaiqa’ yang menyimpannya sebagai harta karun.”

.

Selanjutnya dia mengukuhkan lagi posisinya di kalangan Arab Badwi melalui cerita-cerita dusta yang menyatakan bagaimana Kaum Yahudi di Tanah Arab sangat berpengaruh dan berhak mendapatkan penghormatan tinggi Akhirnya, dia diberi suatu rumah untuk menetap di Dlir’iya, yang berdekatan Al-Qatef. Dia berkeinginan mengembangkan daerah ini sebagai pusat Teluk Persia. Dia kemudian mendapatkan ide untuk menjadikannya sebagai tapak atau batu loncatan guna mendirikan kerajaan Yahudi di tanah Arab. Untuk memuluskan cita-citanya itu, dia mendekati kaum Arab Badwi untuk menguatkan posisinya, kemudian secara perlahan, dia mensohorkan dirinya sebagai raja kepada mereka.

.

Kabilah Ajaman dan Kabilah Bani Khaled, yang merupakan penduduk asli Dlir’iya menjadi risau akan sepak terjang dan rencana busuk keturunan Yahudi itu. Mereka berencana menantang untuk berdebat dan bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Mereka menangkap saudagar Yahudi itu dan menawannya, namun berhasil meloloskan diri.

.

Saudagar keturunan Yahudi bernama Mordakhai itu mencari suaka di sebuah ladang bernama Al-Malibed Gushaiba yang berdekatan dengan Al Arid, sekarang bernama Riyadh. Disana dia meminta suaka kepada pemilik kebun tersebut untuk menyembunyikan dan melindunginya. Tuan kebun itu sangat simpati lalu memberikannya tempat untuk berlindung. Tetapi tidak sampai sebulan tinggal di rumah pemilik kebun, kemudian Yahudi itu secara biadab membantai tuan pelindungnya bersama seluruh keluarganya.

.

Sungguh bengis, air susu dibalas dengan air aki campur tuba. Mordakhai memang pandai beralibi, dia katakan bahwa mereka semua telah dibunuh oleh pencuri yang menggarong rumahnya. Dia juga berpura-pura bahwa dia telah membeli kebun tersebut dari tuan tanah sebelum terjadinya pembantaian tersebut. Setelah merampas tanah tersebut, dia menamakannya Al-Dlir’iya, sebuah nama yang sama dengan tempat darimana ia terusir dan sudah ditinggalkannya.

.

Keturunan Yahudi bernama Mordakhai itu dengan cepat mendirikan sebuah markas dan ajang rendezvous bernama “Madaffa” di atas tanah yang dirampasnya itu. Di markas ini dia mengumpulkan para pendekar dan jawara propaganda (kaum munafik) yang selanjutnya mereka menjadi ujung tombak propaganda dustanya. Mereka mengatakan bahwa Mordakhai adalah Syaikh-nya orang-orang keturunan Arab yang disegani. Dia menabuh genderang perang terhadap Syaiikh Shaleh Salman Abdulla Al-Tamimi, musuh tradisinya. Akhirnya, Syeikh Shaleh Salman terbunuh di tangan anak buah Mordakhai di Masjid Al-Zalafi.

.

Mordakhai berhasil dan puas hati dengan aksi-aksinya. Dia berhasil menjadikan Dlir’iya sebagai pusat kekuasaannya. Di tempat ini, dia mengamalkan poligami, mengawini puluhan gadis, melahirkan banyak anak yang kemudian dia beri nama dengan nama-nama Arab.

.

Walhasil, kaum kerabatnya semakin bertambah dan berhasil menghegemoni daerah Dlir’iya di bawah bendera Dinasti Saud. Mereka acapkali melakukan tindak kriminal, menggalang beragam konspirasi untuk menguasai semenanjung Arab. Mereka melakukan aksi perampasan dan penggarongan tanah dan ladang penduduk setempat, membunuh setiap orang yang mencoba menentang rencana jahat mereka. Dengan beragam cara dan muslihat mereka melancarkan aksinya. Memberikan suap, memberikan iming-iming wanita dan gratifikasi uang kepada para pejabat berpengaruh di kawasan itu. Bahkan, mereka “menutup mulut” dan “membelenggu tangan” para sejarawan yang mencoba menyingkap sejarah hitam dan merunut asal garis trah keturunan mereka kepada kabilah Rabi’a, Anza dan Al-Masalikh.

.

Seorang sejarawan hipokrit “si raja bohong” bernama Mohammad Amin al-Tamimi, kepala perpustakaan Kerajaan Saudi, menulis garis silsilah keluarga Saudi dan menghubungkan silsilah Moordakhai pada Nabi Muhammad Saw. Untuk kerja kotornya itu, dia dihadiahi uang sebesar 35 ribu pound Mesir dari Kedutaan Arab Saudi di Kairo, Mesir pada tahun 1362 H atau 1943 M yang diserahkan secar simbolis kepada dubes Arab Saudi untuk Mesir, yang waktu itu dijabat oleh Ibrahim Al-Fadel.

.

Seperti yang telah disebutkan sebelum ini, keluarga Yahudi berasal dari Klan Saud (Moordakhai) mengamalkan ajaran poligami dengan mengawini ratusan wanita arab dan melahirkan banyak anak. Hingga sekarang amalan poligami itu diteruskan praktiknya oleh anak keturunan. Poligami adalah warisan yang harus dijaga dan diamalkan sebagaimana praktik kakek

moyangnya!

.

Salah seorang anak Mordakhai bernama Al-Maqaran ,di ‘arabkan’ dari keturunan Yahudi (Mack-Ren) dan mendapat

anak bernama Mohamad dan seorang lagi bernama Saud, yang merupakan cikal bakal Dinasti Saud sekarang ini. Dan inilah PERUBAHAN DARI SISTEM KE KHALIFAHAN KELUARGA KETURANAN NABI MENJADI KERAJAAN DINASTI YAHUDI ATAS NAMA ISLAM. DENGAN NAMA BARU "SAUDI ARABIA"

.

Beberapa kesaksian bahwa Keluarga Saud merupakan keturunan Yahudi:

Pada tahun 1960,”Sawt Al Arab”, sebuah stasiun TV di Kairo, Mesir dan satu stasiun TV Yaman di Sana`a telah

mempublikasikan bahwa Keluarga Saudi adalah keturunan Yahudi.

.

Raja Faisal Al-Saud menyatakan bahwa “Kami Keluarga Saud adalah saudara Yahudi. Kami tidak setuju dan menentang siapa saja dan para penguasa di Semenanjung Arab ini yang menunjukkan pertentangan terhadap Yahudi. Kita mestilah hidup bersama mereka dengan kasih sayang. Negara kami (Arab Saudi) juga merupakan cikal bakal dari keturunan Yahudi dan keturunannya telah tersebar ke seluruh dunia. Ini merupakan deklarasi Raja Faisal Al-Saud bin Abdul Aziz.

.

Dan tidak heran Jika Mesir yang dulunya membela kekhalifahan berbalik membenci Dinasti saud dan wahabi salafi ini di ikrarkan dalam naskah al ahzar tahun 2010 bahwa dinasti saud dan paham paham wahabi adalah sebuah ancaman global Islam dan harus di tentang apapun caranya.

.

Jika orang memahami sejarah ini yang sebenarnya amat panjang.. maka ia akan berfikir bahwa ' HIJAZ YANG DULU BUKAN YANG SEKARANG, CARA PEMIMPIN YANG DULU BUKAN YANG SEKARANG'

.

Anda mesti tahu.. mulai masa Rasulullah.. sahabat.. tabiin.. tabiun.. kekhalifahan berikutnya.. setelah sahabat.. yang namanya Makam Suhada perang Uhud (al baqi yang sering di ziarahi nabi) dan beberapa bangunan bersejarah.. TIDAK ADA YANG HANCUR bahkan dijaga dengan baik.

.

Begitu.. Ibnu saud jadi raja..muhammad bin abdul wahab jadi imam wahabi salafi.. maka semuanya hancur ! berganti dengan bangunan bangunan modern diatas fakta sejarah keemasan islam.. hanya dengan yel yel syirik.. bid`ah dan kafir.

.

jika emang berpontesi demikian kenapa tidak hancurkan saja sekalian gunung,lautan, gua gua.. macam gua hira ?? bukan kah berpotensi syirik ??

.

bagiku wahabi itu "hama Tikus perusak tanaman" intaha

.

sumber : berbagai sumber termasuk keberanian dari pengakuan sekher dalam min alaina wa alaina yang mengutip dari dalam istana kerajaan tentang kitab keluarga sejarah Ibnu saud.Intaha.

.

.

By. Von Edison Alouisci

kingstnes street : 2.4.2015

.

FB. www.facebook.com/von.edison.alouisci

.

Blog :

www.v-e-alouisci.blogspot.com

.

BEBAS SHARE/COPAS (amanah)


Tags

Posting Komentar

0 Komentar

Top Post Ad

Below Post Ad