Type Here to Get Search Results !

ASAHAN ALHAM ADIK TIRI DN AIDIT PIMPINAN PKI

0

Siapa Asahan Slham ini? Sejak peristiwa G-30-S PKI tanggal 30 September 1965, ia tak pernah muncul lagi di tanah air. Saat itu, ia kuliah di Moskow, Uni Soviet (sekarang Rusia).

Beberapa tahun lalu,  ia hanya muncul lewat buku memoarnya yang diberi judul Alhamdulillah. Walaupun judulnya mengambil penggalan ayat suci Al Quran, tapi isinya soal perjuangan komunis di dunia.

Buku memoarnya ini, sama dengan buku-buku literasi komunis lainnya, bebas beredar di toko-toko buku di Indonesia.

Sejak kapan Asahan ada di luar neger? Saat pecah Gestapu (Gerakan Tiga Puluh Semtember) itu Asahan Aidit memang sedang kuliah di Moskow.

Seperti ditulis Tempo tahun 2007, di ibukota beruang merah itu, Asahan sedang memperdalam studi filologi. Mendengar sanak familinya di Indonesia diuber-uber, ditangkapi dan dibunuhi, Asahan memilih tidak mau balik lagi ke Indonesia. Ini rupanya yang membuat dia begitu benci Indonesia.

Di akun FB-nya, Asahan menceritakan wartawati Tempo , Asmawani Kusrini, datang ke rumahnya di Belanda. Diawali wawancara sastra.  Lanjut bicara ngalor ngidul.

Dikisahkan, dari Moskow, ia lalu pindah ke Cina. Tak lama kemudian ia pindah lagi ke Vietnam dan meraih gelar doktor dalam bidang bahasa di sana.

Dia negeri komunis ini, ia menikahi gadis Vietnam, yang juga komunis.

Pada 1984 dia mendapat suaka politik di Belanda dan tinggal di sana, hingga sekarang.

Anak tunggalnya meninggal secara misterius dan dikuburkan di Inggris beberapa tahun lalu. Melihat hidupnya yang tak bahagia ini, wajar bila postingannya penuh kebencian,  sakit hati  dan gemuruh dendam.

Asahan termasuk dekat dengan D.N Aidit, Abang tirinya. Ia, misalnya, satu-satunya adik Aidit yang pernah naik mobil dinas menteri koordinator bernomor B 13. Kalau Aidit harus bekerja hingga larut, Asahan sering memutar musik-musik klasik. Aidit biasanya minta diputarkan Symphony No. 3 Beethoven .

Tak dijelaskan ia bisa kuliah di Moskow waktu itu atas biaya sendiri, biaya dari partai PKI, biaya dari Abang tirinya, atau biaya dari pemerintah Uni Soviet.

Di usianya yang makin renta dan bau tanah, tak menyurutkan jiwa PKI-nya untuk terus menyerang NKRI dengan fitnah-fitnah,provokasi dan membela PKI.


Posting Komentar

0 Komentar

Top Post Ad

Below Post Ad