10 KARAKTER SUAMI IDEAL
Menjadi suami ideal, bisakah? Sudah lebih dari dua puluh tahun menjadi suami, namun saya merasa bukanlah suami ideal. Saya hanya selalu
berusaha untuk menjadi baik dan menjadi lebih baik lagi
setiap hari. Mungkin tidak akan pernah sampai ke taraf ideal, karena memang tidak
mudah untuk mencapainya.
Namun sebagai suami, saya tetap perlu memiliki peta yang jelas, seperti apa karakter ideal yang seharusnya
saya miliki. Jika tidak memiliki peta ini, saya hanya berjalan
melingkar-lingkar, menuruti ritme hidup dan rutinitas
yang mekanistik.Setiap hari seperti itu saja, bersembunyi di balik ungkapan “terimalah
aku apa adanya”, lalu kita merasa tidak perlu melakukan
perbaikan dan perubahan apapun. Toh pasangan kita sudah menerima kita apa adanya.
karakter suami ideal :
1.suami ideal memiliki kemampuan untuk senantiasa memiliki cinta dan kasih sayang dalam jiwanya. Mungkin istri kita terasa
sangat menyebalkan, atau tampak sangat menjengkelkan
dengan perkataan dan perbuatannya setiap hari. Para suami selalu memiliki catatan yang sama, bahwa istri mereka amat sangat cerewet. Terlalu
banyak bicara,terlalu banyak komentar, dan suka memberi nasihat tanpa diminta. Namun
sebagai suami, kita tidak layak mencaci maki, memarahi dan membenci istri. Jika tidak suka dengan perkataan atau perbuatannya,nasihati, ingatkan dengan kelembutan, dengan cinta dan kasih sayang.
Jika melihat ada kekurangan pada dirinya, ingatlah Tuhan telah mengutus kita untuk mendampinginya, agar bisa menutupi kelemahan dan melengkapi kekurangan yang dimilikinya. Bukan mendamprat,memaki, apalagi sampai berlaku kasar dan menyakiti hati, perasaan dan badan istri. Selalu sediakan cinta dan kasih sayang untuk istri Anda.
2.suami ideal mampumenundukkan egonya
sehingga mudah mengalah,
cepat mengakui kesalahan dan ada banyak maaf dalam
dirinya. Apakah yang menghalangi seorang suami untuk meminta maaf kepada
istrinya? Apakah yang menghalangi suami untuk bersikap mengalah ketika ada perselisihan pendapat dengan istri? Apakah yang menghalangi suami untuk mengakui kesalahan yang dilakukan? Apakah yang menghalangi
suami untuk memaafkan
kesalahan dan kekurangan istri? Itulah yang disebut dengan ego.Ada ego lelaki, ada ego perempuan. Dalam suatu
pertengkaran antara suami istri, ego masing-masing memuncak tinggi. Tidak ada yang mau
mengalah, tidak ada yang mendahului meminta maaf,
tidak ada yang mau mengakui kesalahan. Padahal, dalam setiap konflik dan pertengkaran suami istri, selalu ada andil kesalahan dari kedua belah pihak.Keduanya mesti memiliki andil dalam menciptakan suasana konflik.Maka, tundukkan selalu ego Anda, untuk istri Anda tercinta, demi
keharmonisan rumah tangga.
3.mampu membahagiakan
istri,dan merasa senang jika bisa membahagiakan istrinya.
Jika kita mampu membahagiakan istri, maka akan sangat banyak yang
bisa kita dapatkan darinya. Istri merasa nyaman dan tenang, sehingga kita sebagai suami
akan lebih optimal dalam menunaikan berbagai macam
kegiatan dalam kehidupan. Istri akan mendukung berbagai keinginan positif suami, selama
ia merasa bahagia.Yang perlu diketahui para suami, membahagiakan istri itu bukanlah bab bagaimana
memberikan semua yang
diinginkan istri, namun bab bagaimana menyentuh
perasaan dan hatinya.Inilah hakikat yang lebih utama dan penting. Para suami sangat penting mengetahui jalan untuk menyentuh hati dan perasaan
istri, sehingga lebih bisa menyelami hal-hal apakah yang membahagiakan jiwanya, apakah yang menenteramkan hatinya, apakah yang sangat
diharapkannya. Bahagiakan selalu istri Anda, dan lihatlah hasilnya, ia akan bersedia memberikan bantuan apapun yang Anda minta.
4. selalu fokus melihat sisi
kebaikan dan kelebihan istri, serta cepat melupakan kekurangan istri. Sesungguhnyalah
setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan.
Tidak ada manusia yang sempurna, dimana hanya memiliki kelebihan saja
dan tidak memiliki kekurangan. Sebagaimana juga tidak ada manusia yang hanya memiliki
kelemahan dan kekurangan saja, tanpa memiliki kebaikan
dan kelebihan apapun.
Semenjak awal pernikahan, seharusnya sudah ada
kesadaran yang tertanam dalam diri suami dan istri,
bahwa pasangan hidupnya bukanlah malaikat, bukanlah manusia super yang terbebas dari kelemahan. Para suami hendaknya menyadari, istri yang dinikahi itu hanyalah perempuan biasa saja, yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Untuk itulah Tuhan mengutus Anda untuk
melengkapi kekurangannya, untuk memperbaiki sisi kelemahannya.Lupakan saja berbagai kekurangan dan kelemahannya, fokuslah melihat sisi kebaikan dan kelebihannya.
5. memiliki peta kasih yang
lengkap terhadapistrinya. Peta kasih yang terperinci tentang pasangan akan memberikan
banyak sekali kemanfaatan. Di antara manfaatnya adalah
menumbuhsuburkan cinta dan kasih sayang, karena adanya rasa saling percaya. Dengan
mengenal secara mendalam tentang berbagai kondisi
pasangan, maka yang muncul adalah suasana saling percaya, dan tidak ada dusta atau curiga di antara mereka. Tidak ada sesuatu yang muncul secara
tiba-tiba, karena setiap bentuk perubahan sekecil apapun telah mereka ketahui bersama.
Cara yang paling sederhana untuk mengetahui detail
perubahan dan perkembangan adalah dengan selalu mengobrol setiap saat, setiap waktu.Biasakan mengobrol, di setiap ada kesempatan, tanpa
perlu membatasi atau menentukan tema-tema tertentu untuk diobrolkan. Dari A
sampai Z, semua bisa diobrolkan oleh suami dan istri. Dengan cara mengobrol itulah
berbagai hal bisa diketahui oleh pasangan. Suami menjadi mengerti pikiran istri, dan istri bisa mengerti pikiran suami.
6.selalu mendekat kepada istri,
bukan menjauh. Jika Anda tengah marah kepada istri, atau menyimpan kekesalan kepada istri, apa yang Anda lakukan? Semakin mendekat kepada istri,
atau semakin menjauh? Jika pada kondisi seperti itu Anda menuruti emosi, melontarkan
kata-kata yang menyakitkan, menampakkan mimik muka
merah, apalagi sampai menyakiti fisik istri, artinya Anda menjauh. Jika istri Anda
tengah mengeluhkan sesuatu kepada Anda,bagaimanakah Anda merespon keluhannya? Jika Anda cepat mengkritik, bahkan cepat menyalahkan istri,
itu pertanda Anda menjauh darinya. Anda tidak berusaha
untuk mendekat dan menenteramkan hatinya, namun justru membuat
garis pemisah yang semakin tajam antara Anda dengan istri Anda.Sebagai suami, teruslah berusaha mendekat istri, jangan menjauh. Saat istri tampak
emosional dan marah-marah, dekatilah, peluklah,bisikkan kalimat mesra di telinganya. Jangan diimbangi dengan kemarahan,emosi dan apalagi
kekerasan serta kekasaran sikap. Mendekatlah terus
kepada istri, dan jangan menjauh.
7.memiliki keterampilan praktis kerumahtanggaan. Suami bukan hanya bekerja mencari
nafkah untuk menghidupi anak dan istri, sehingga setelah di rumah merasa menjadi manusia bebas yang tidak memiliki tugas dan tanggung jawab apapun untuk dikerjakan. Sesampai di rumah langsung
istirahat, bersantai atau tidur karena merasa sudah lelah dalam menjalankan kewajiban
mencari nafkah. Seakan-akan semua pekerjaan praktis
kerumahtanggaan dengan sendirinya menjadi kewajiban istri.Sesungguhnyalah
pengerjaan kegiatan praktis kerumahtanggaan itu sangat
fleksibel, tidak ada ketentuan baku tentangnya. Maka, lakukan musyawarah di rumah untuk membagi peran antara suami, istri, anak-anak, dan
pembantu (jika memiliki pembantu rumah tangga). Lebih khusus lagi yang harus disepakati adalah peran suami dan istri di dalam rumah, agar tidak menimbulkan perasaan ketidakadilan. Bagilah peran secara berkeadilan, melalui proses musyawarah yang penuh suasana kasih sayang, bukan pemaksaan kehendak atau intimidasi. Semua untuk
menjaga cinta dan kasih
sayang dalam kehidupan keluarga.
8.memberikan kesempatan dan dorongan kepada istri
untuk maju,berkembang dan berprestasi. Tidak layak bagi suami untuk menghambat
kemajuan dan perkembangan potensi istri. Pernikahan
bukanlah lembaga untuk mensterilkan berbagai potensi dan prestasi salah satu pihak.
Justru dengan pernikahan itu akan semakin mengoptimalkan berbagai potensi kebaikan dari suami dan istri.Definisikan format prestasi, dan sepakati bersama dalam keluarga. Setelah ada kesepakatan,
maka dukung dan doronglah istri untuk berprestasi. Rayakanlah setiap keberhasilan dan capaian prestasi suami dan istri, dalam suasana
kehangatan cinta dan kasih sayang. Apabila suami mencapai peningkatan
prestasi, itu karena dukungan dan dorongan istri serta
anak-anak.Apabila istri mencapai puncak prestasi, itu karena dukungan dan dorongan
suami serta anak-anak. Semua pihak merasa gembira, berbangga dan mampu
merayakannya.Karakter kesembilan, suami ideal selalu tampak “young and fresh” di hadapan istri. Banyak suami yang menuntut istri dalam bentuk yang perfect, seperti harus selalu wangi,segar, harum,berdandan menarik, berpenampilan menyenangkan, dan lain sebagainya.
Namun dirinya sendiri tampak tidak memperhatikan penampilan saat di rumah. Bau keringat yang menyengat, penampilan yang apa adanya, tidak menampakkan kerapian dan keserasian dalam berpakaian, menjadi sesuatu
yang khas saat di rumah.
Tidak layak semua tenaga, pikiran dan perhatian Anda habiskan di kantor dan di tempat berkegiatan di luar
rumah. Sementara Anda pulang dengan membawa tenaga
sisa, pikiran sisa, hati sisa, dan perhatian sisa. Cinta dan kasih sayang seperti apa yang
Anda harapkan tumbuh berkembang di dalam kehidupan keluarga apabila
semua dibangun di atas sisa-sisa? Jangan bawa beban masalah dari luar rumah masuk ke dalam rumah Anda. Sebanyak apapun rasa lelah
Anda dari melaksanakan aktivitas seharian, pulanglah ke
rumah dalam kondisi segar dan bergairah menemui istri serta anak-anak.
10.suami ideal selalu memperbarui motivasi dan menguatkan kembali makna ikatan dengan istri. Menikah,
awalnya adalah sebuah akad, atau ikatan. Prosesi nikah yang sakral itu hakikatnya
adalah sebuah ikrar dan perjanjian agung atas nama
Tuhan.
Semoga menjadi renungan untuk pembelajaran kita semua.
Salam ukhuwah.
By.Von Edison Alouisci
+6⃣2⃣8⃣1⃣2⃣7⃣3⃣3⃣1⃣1⃣2⃣0⃣1⃣
.
BBM : 54CB428E
.