"Dampak Negatif Seorang Muslim Menikahi Wanita Ahli Kitab

Dampak Negatif Seorang Muslim Menikahi Wanita Ahli Kitab - Humaidhi bin Abdul Aziz bin Muhammad Al-Humaidhi

Pada saat Allah membolehkan pernikahan, di sana mengandung tujuan sebagai cara utk memperbaiki akhlak. Sehingga dapat membersihkan masyarakat dari akhak yg buruk, lebih menjaga kemaluan, menegakkan masyarakat dg sistem Islam yg bersih, & melahirkan umat muslim yg bersyahadat La ilaaha illallah wa anna muhammadar Rasulullah (tidak ada ilah yg berhak diibadahi selain Allah & Muhammad adalah utusan Allah).

Kemaslahatan ini tdk mungkin akan terwujud kecuali dg menganjurkan utk menikahi wanita shalihah, memliki kualitas agama & kemuliaan yg memadai serta berakhak mulia.

Adapun mengenai pengaruh & dampak yg negatif dari menikahi wanita Ahli Kitab dapat diringkas sebagai berikut.

. Dampak Negatif Pada Lingkungan Keluarga
Dampak negatif pd lingkungan keluarga adalah apabila seorang suami memiliki kepribadian yg kuat maka dia akan mampu mempengaruhi sang isteri & bahkan mungkin akan menjadikan isteri mau memeluk agama Islam. Tetapi kadangkala yg terjadi justru sebaliknya. Kadang-kadang sang isteri tetap berpegang teguh dg agamanya yg dahulu & selalu melakukan aktivitas yg dianggap boleh oleh agamanya, seperti minum khamr, makan daging babi & bebas berteman dg laki-laki yg bukan mahramnya. Dengan prilaku tersebut, seorang wanita & keluarga muslim akan retak & berantakan serta anak keturunannya akan hidup dalam lingkungan yg penuh dg kemungkaran. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kebaikan & keselamatan.

Bahkan problem tersebut kadangkala akan bertambah lebih buruk apabila sang isteri yg fanatik (terhadap agamanya) sengaja & tetap bandel mengajak putra-putrinya menemaninya ke gereja, lalu memperlihatkan kepada mereka bagaimana cara-cara ibadah para pendeta. Apalagi jika mereka sampai memperhatikan semua itu. Barang siapa yg tumbuh bersama sesuatu, ia pasti akan tercampuri oleh sesuatu itu.

. Dampak Negatif Pada Lingkungan Masyarakat.
Banyaknya wanita-wanita Ahli Kitab yg hidup di lingkungan masyarakat muslim merupakan persoalan yg amat berbahaya … & yg lebih berbahaya lagi dari semua itu adalah jika kondisi itu muncul dg terencana…

Adapun bahayanya pd lingkungan masyarakat adalah menyebabkan kemunduran umat Islam –ini memang nyata & telah terbukti- & semakin memajukan taraf hidup umat Nashrani. Dalam kondisi seperti ini, mereka sebenarnya adalah kurir-kurir pasukan ghzwul fikr (perang pemikiran) yg sangat berbahaya di dalam tubuh umat Islam & akan mengusung hal-hal buruk lainnya seperti budaya hidup bebas tanpa batas, kebobrokan moral & kebiasaan-kebiasaan kaum Nashrani yg sehari-hari mereka kerjakan.

Hal ini diawali dg kebiasaan ikhtilath (bercampur baur) antara laki-laki & perempuan dg diiringi munculnya pakaian-pakaian yg membuka aurat, baik terbuka seluruhnya, separoh ataupun pakaian mini. Bahkan tdk jarang kebiasaan-kebiasaan ini akan merembet kepada tari-tarian model barat, makan dg tangan kiri, & memberikan ucapan penghormatan dg bahasa Perancis maupun Inggris.

Demikianlah, apalagi dampak negatifnya pd aspek politik, pasti lebih dahsyat lagi. Hal ini sebagaimana yg diceritakan oleh Safar Aster (penulis kitab perjajian lama) tentang kisah seorang wanita Yahudi yg menikah dg raja Persia. Dia banyak membantu penyebaran keturunan Yahudi di Persia. Sehingga ketika perdana menteri Persia, Haman, hendak mengambil tindakan kepada kaum Yahudi, dia malah membuat propaganda di hadapan raja seolah-olah masalah yg ada adalah sang perdana menteri hendak memberontak. Sehingga ketika datang hari akan dilaksanakan hukuman, justru sang perdana menteri yg di gantung di tempat tiang gantungan yg sebenarnya dipersiapkan utk orang-orang Yahudi Mardakhai. Lalu bersama sang perdana menteri ini ikut digantung pula para tentara sebanyak 75.000 (tujuh puluh lima ribu) pd tanggal 16 bulan Adzar. Sehingga kemudian hari pd tanggal 14 bulan Adzar menjadi salah satu hari raya resmi kaum Yahudi.

Ini adalah sebagian kecil dari dampak negative menikah dg wanita Ahli Kitab.

HIKMAH DIPERBOLEHKANNYA SEORANG MUSLIM MENIKAHI WANITA AHLI KITAB
Mungkin ada seseorang yg bertanya seraya berkata: “… pengaruh negatif menikahi wanita Ahli Kitab ini senatiasa ada , tetapi kenapa Islam membolehkan hal tersebut & tdk mengharamkannya?”

Kami katakan, hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita memohon taufiq-Nya, sesungguhnya seorang muslim wajib mengikuti perintah-perintah-Nya, baik ia mengetahui hikmah yg ada di dalamnya ataupun tdk mengetahuinya.

Adapun hikmah dibolehkannya menikahi wanita Ahli Kitab bagi seorang muslim…Para ulama telah mengungkapkan sebagian dari hikmah tersebut, di antaranya yaitu.

. Ahli Kitab adalah sekelompok manusia yg paling dekat kepada petunjuk manakala mereka disodori bukti-bukti & dijelaskan jalannya. Apabila seorang wanita Ahli Kitab memiliki suami muslim yg memperlakukannya dg baik, maka dia akan mendapatkan keadilan Islam yg tampak di hadapannya setiap hari & selalu akan bertambah di matanya. Dengan demikian, bisa jadi cahaya Islam akan terserap ke dalam hatinya, sehingga dia mau memeluk agama Islam yg lurus. Inilah yg sebenarnya kita inginkan agar dia dapat meraih kebahagiaan di dunia & akhirat.

. Sangat mungkin salah seorang muslim jatuh cinta & tergila-gila kepada wanita non muslimah. Kemudian ia akan cenderung melakkan perbuatan haram tatkala segala pintu utk mencapai tujuannya telah tertutup & terkunci. Demikian pula, sangat mungkin salah seorang muslim tinggal di sebuah wailayah yg tdk ada seorang muslimah pun, sedang ia khawatir akan dirinya & nasib keturunannya jika tetap membujang. Hal itu sangat wajar bila pintu rukhshah (keringanan) dibuka sampai batas tertetntu dalam kasus-kasus seperti ini, tdk sebagaimana biasanya. Akhirnya, Allah membuka pintu rukhshah ini, namunn tetap memperhatikan kaidah: “Sesungguhnya kemaslahatan masyarakat tdk akan tercipta kecuali dg meminimalkan dampak buruk yg mungkin timbul.

(Disalin dari kitab Akhkaamu Nikaakhu Al-Kuffaar Alaa Al-Madzhabi Al-Arba’ah,