Type Here to Get Search Results !

AKIDAH WAHABI ADALAH AKIDAH PALSU KAUM PENIPU

0

AKIDAH WAHABI ADALAH AKIDAH PALSU KAUM PENIPU

.

(HUJAH DAN SANGGAHAN )

.

Penulis : Von Edison Alouisci

.

kali ini saya memperlihatkan pada anda semua kelicikan Ulama wahabi mengarahkan umat islam pada paham akidah yang menyimpang alias akidah mujasimah menyamakan Allah seperti sipat makhlukNya.

.

dimana mana wahabi awam seakan bangga bahwa akidah mereka sesuai dgn akidah kaum salaf padahal mereka ini tdak sadar sedang disesatkan oleh ulamanya. Anda bias lihat ketika wahabi mengemukan pendapat ulama madzab.. Abu hanifah, imam malik imam safii... Imam ahmad. Rujukan mereka dipastikan kitab buatan anyar albani cs. Dan albani sudah membuat maksud berbeda dari yang sebenarnya dgn mengubah,memotong,menghilangkan bagian tertentu atau membuat keterangan baru. Alhasil jadilah Akidah Ulama madzab sebagai AKIDAH WAHABI. Ini tentu kejahatan besar karna memfitnah Ulama madzab,menipu umat muslim secara luas. Dan tentu saja fitnah begini sulit di hapus karna kabnyakan wahabi yang yang tdk tahu apa apa.. turut aktip menyebarkan paham mereka berdsarkan kitab palsu. Dan jadilah pula mereka ini tangan tangan syetan..penyabar fitnah dari ulamanya. Pantas saja jika fitnah dari timur di lekatkan pada kaum wahabi,.

.

mari kita simak uraian saya berikut ini.:

.

Hujah wahabi :

.

1.PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH BERDSARKAN KITA SERVICE ALBANI

.

Imam Abu Hanifah (tahun 80-150 H) mengatakan dalam Fiqhul Akbar,

.

ﻣﻦ ﺍﻧﻜﺮ ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻓﻘﺪ ﻛﻔﺮ

.

“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” [Lihat Itsbatu Shifatul ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hal. 116-117, Darus Salafiyah, Kuwait, cetakan pertama, 1406 H. Lihat pula Mukhtashor Al ‘Uluw, Adz Dzahabiy, Tahqiq: Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, hal. 137, Al Maktab Al Islamiy]. KITAB SERVICE ALBANI.

.

PADAHAL PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH SEBENARNYA DALAM KITA YANG SAMA BERBEDA

.

Sanggahan saya (Von Edison Alouisci) :

.

Imam Abu Hanifah ra. Mengatakan bahwa kata Istiwa sudah dipahami. Bahkan Imam Abu Hanifah menolak mereka yang berpahaman Tajsim dan Tasybih sebagaimana tertuang dalam kitab beliau Fiqh al Akbar:

.

Berkata Imam Abu Hanifah: “Dan kami ( ulama Islam ) mengakui bahawa Allah ta’ala ber-istawa atas Arasy tanpa Dia memerlukan kepada Arasy dan Dia tidak metetap di atas Arasy, Dialah menjaga Arasy dan selain Arasy tanpa memerlukanarasy, sekiranya dikatakan Allah memerlukan kepada yang lain sudah pastidia tidak mampu mencipta Allah ini dan tidak mampu mentadbirnya sepeti juga makhluk-makhluk, kalaulah Allah memerlukan sifat duduk dan bertempat maka sebelum diciptakan Arasy dimanakah Dia? Maha suci Allah dari yangdemikian”

.

Hujjah wahabi :

.

2.PENDAPAT IMAM MALIK BIN ANAS MENURUT KITAB SERVICE ALBANI

.

Imam Malik bin Anas (tahun 93-179 H),

.

Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam Ar-Radd ‘alal-Jahmiyyah : Telah menceritakan ayahku, kemudian ia menyebutkan sanadnya dari ‘Abdullah bin Naafi’, ia berkata : Telah berkata Malik bin Anas :

.

ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ، ﻭﻋﻠﻤﻪ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﻜﺎﻥ، ﻻ ﻳﺨﻠﻮ ﻣﻨﻪ ﺷﻲﺀ .

.

“Allah berada di atas langit, dan ilmu-Nya berada di setiap tempat. Tidak ada terlepas dari-Nya sesuatu”. [Diriwayatkan oleh ‘Abdullah dalam As-Sunnah hal. 5, Abu Dawud dalam Al-Masaail hal. 263, Al-Aajuriiy hal. 289, dan Al-Laalikaa’iy 1/92/2 dengan sanad shahih – dinukil melalui perantaraan Mukhtashar Al-‘Ulluw, hal. 140 no. 130].

.

PADAHAL DALAM KITAB ORIGINAL LAIN SEBENARNYA MALAHAN BERBEDA

.

Sanggahan saya (Von Edison Alouisci) :

.

IMAM MALIK IBN ANNAS Al-Hafizh al-Bayhaqi dalam karyanya berjudul al-Asma’ Wa ash-Shifat, dengan sanad yang baik (jayyid), -sebagaimana penilaian al-Hafizh Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari-, meriwayatkan dari al-Imam Malik dari jalur Abdullah ibn Wahb, bahwa ia -Abdullah ibn Wahb-, berkata: “Suatu ketika kami berada di majelis al-Imam Malik, tiba-tiba seseorang datang menghadap al-Imam, seraya berkata: Wahai Abu Abdillah, ar-Rahman ‘Ala al-arsy Istawa, bagaimanakah Istawa Allah?. Abdullah ibn Wahab berkata: Ketika al-Imam Malik mendengar perkataan orang tersebut maka beliau menundukan kepala dengan badan bergetar dengan mengeluarkan keringat. Lalu beliau mengangkat kepala menjawab perkataan orang itu: “ar-Rahman ‘Ala al-arsy Istawa sebagaimana Dia mensifati diri-Nya sendiri, tidak boleh dikatakan bagi-Nya bagaimana, karena "bagaimana" (sifat benda) tidak ada bagi-Nya. Engkau ini adalah seorang yang berkeyakinan buruk, ahli bid’ah, keluarkan orang ini dari sini”. Lalu kemudian orang tersebut dikeluarkan dari majelis al-Imam Malik (Al-Asma’ Wa ash-Shifat, h. 408)".

.

Anda perhatikan; Perkataan al-Imam Malik: “Engkau ini adalah seorang yang berkeyakinan buruk, ahli bid’ah, keluarkan orang ini dari sini”, hal itu karena orang tersebut mempertanyakan makna Istawa dengan kata-kata “Bagaimana?”. Seandainya orang itu hanya bertanya apa makna ayat tersebut, sambil tetap meyakini bahwa ayat tersebut tidak boleh diambil makna zhahirnya, maka tentu al-Imam Malik tidak membantah dan tidak mengusirnya.

.

Hujjah wahabi :

.

3.PENDAPAT IMAM SAFII BERDSARKAN KITAB SERVICE ALBANI

.

Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (yang terkenal dengan Imam Syafi’I, tahun 150-204 H).

.

Syaikhul Islam berkata bahwa telah mengabarkan kepada kami Abu Ya’la Al Kholil bin Abdullah Al Hafizh, beliau berkata bahwa telah memberitahukan kepada kami Abul Qosim bin ‘Alqomah Al Abhariy, beliau berkata bahwa Abdurrahman bin Abi Hatim Ar Roziyah telah memberitahukan pada kami, dari Abu Syu’aib dan Abu Tsaur, dari Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i, beliau berkata,

.

ﺍﻟﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﻧﺎ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﺭﺃﻳﺖ ﺍﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺍﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺭﺃﻳﺘﻬﻢ ﻓﺄﺧﺬﺕ ﻋﻨﻬﻢ ﻣﺜﻞ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﻭﻣﺎﻟﻚ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﺍﻹﻗﺮﺍﺭ ﺑﺸﻬﺎﺩﺓ ﺍﻥ ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺫﻛﺮ ﺷﻴﺌﺎ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﻭﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻋﺮﺷﻪ ﻓﻲ ﺳﻤﺎﺋﻪ ﻳﻘﺮﺏ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻪ ﻛﻴﻒ ﺷﺎﺀ ﻭﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻨﺰﻝ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻛﻴﻒ ﺷﺎﺀ ﻭﺫﻛﺮ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻻﻋﺘﻘﺎﺩ

.

“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. [Lihat Itsbatu Shifatul ‘Uluw, hal. 123-124. Disebutkan pula dalam Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghofar, hal.165]

.

PADAHAL PENDAPAT IMAM SAFII BERDASARKAN KITAN ORIGINAL BERBEDA

.

Sanggahan saya (Von Edison Alouisci) :

.

Syafi’i, berkata: Sesungguhnya Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat. Kemudian Dia menciptakan tempat, dan Dia tetap dengan sifat-sifat-Nya yang Azali sebelum Dia menciptakan tempat tanpa tempat. Tidak boleh bagi-Nya berubah, baik pada Dzat maupun pada sifat-sifat-Nya” (LIhat az-Zabidi, Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn…, j. 2, h. 24).

.

dalam kitab tauhid “AL-KAWKABUL AZHAR SYARAH AL-FIQHUL AKBAR “ karya Imam Syafi’i sebagai berikut:

.

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻴﻊ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ‏( ﻓﺎﻥ ﻗﻴﻞ : ﺃﻟﻴﺲ ﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ‏( ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺍﺳﺘﻮﻯ ‏) ﻳﻘﺎﻝ ﺍﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻳﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﺸﺎﺑﻬﺎﺕ ﻭ ﺍﻟﺬﻱ ﻧﺨﺘﺎﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ ﻋﻨﻬﺎ ﻭ ﻋﻦ ﺃﻣﺜﺎﻟﻬﺎ ﻟﻤﻦ ﻻ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻟﺘﺒﺤﺮ ﻓﻰ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻤﺮ ﺑﻬﺎ ﻛﻤﺎ ﺟﺎﺀﺕ ﻭ ﻻ ﻳﺒﺤﺚ ﻋﻨﻬﺎ ﻭ ﻻ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﻷﻧﻪ ﻻ ﻳﺄﻣﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻗﻮﻉ ﻓﻰ ﻭﺭﻃﺔ ﺍﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﺍﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺭﺍﺳﺨﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﻌﻠﻢ . ﻭ ﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﻌﺘﻘﺪ ﻓﻰ ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻦ ﺫﻛﺮﻧﺎﻩ ﻭ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺤﻮﻳﻪ ﻣﻜﺎﻥ ﻭ ﻻ ﻳﺠﺮﻱ ﻋﻠﻴﻪ ﺯﻣﺎﻥ ﻣﻨﺰﻩ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺪﻭﺩ ﻭ ﺍﻟﻨﻬﺎﻳﺎﺕ ﻣﺴﺘﻐﻦ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﻭ ﺍﻟﺠﻬﺎﺕ ﻭ ﻳﺘﺨﻠﺺ ﻣﻦ ﺍﻟﻬﺎﻟﻚ ﻭ ﺍﻟﺸﺒﻬﺎﺕ . ﻭ ﻟﻬﺬﺍ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ﺯﺟﺮ ﻣﺎﻟﻚ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺟﻼ ﺣﻴﻦ ﺳﺄﻟﻪ ﻋﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻳﺔ ﻓﻘﺎﻝ : ﺍﻻﺳﺘﻮﺍﺀ ﻣﺬﻛﻮﺭ ﻭ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺔ ﻣﺠﻬﻮﻟﺔ ﻭ ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ ﺑﻪ ﻭﺍﺟﺐ ﻭ ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ﻋﻨﻪ ﺑﺪﻋﺔ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﻭ ﺍﻥ ﻋﺪﺕ ﺍﻟﻰ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻣﺮﺕ ﺑﻀﺮﺏ ﺭﻗﺒﺘﻪ . ﺃﻋﺎﺫﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺍﻳﺎﻛﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺸﺒﻴﻪ

.

Berkata Imam Syafi’i, semoga Allah ta’ala merahmatinya: (Maka seandainya dikatakan: Tidakkah Allah ta’ala berfirman:

ﺍﻟﺮﺟﻤﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺍﺳﺘﻮﻯ

Dikatakan bahwa ayat ini bagian dari ayat mustasyabbihat (ayat yang samar untuk mengetahui maksud dan tujuannya dan perlu penjelasan dari pakar tafsir Al-Qur’an). Adapun jawaban yang kami pilih dari ayat mutasyabbihat dan keasamaan-kesamaannya ini berlaku bagi orang yang tidak mau mendalami ilmunya agar melewatinya seperti apa adanya ayat dan tidak perlu membahas dan membicarakan ayat ini. Karena, hal ini tidak akan aman untuk terjatuh ke dalam lumpur “Tasybih”, yakni menyamakan Allah dengan makhluk apabila bukan dari golongan orang-orang yang dalam ilmunya.

Dengan demikian, wajib bagi setiap muslim yang mukallaf untuk mengi’tiqadkan atau meyakinkan perkara di dalam sifat-sifat Dzat Maha Pencipta (Allah) ta’ala seperti apa yang telah kami terangkan, di mana Allah ta’ala tidak diliputi oleh tempat dan tidak berlaku zaman bagi-Nya. Juga, Dia maha dibersihkan dari segala batasan, dan ujung dan tidak butuh kepada tempat dan arah. Dia selamat dari segala bentuk kerusakan dan keserupaan.

Oleh karena dengan adanya makna ayat ini, maka Imam Malik rahimahullah melarang kepada seseorang untuk menanyakan tentang ayat ini. Beliau berkata: Al-Istiwa’ sesuatu yang sudah disebut. Kaifiat (pertingkah) sesuatu yang samar. Iman dengan ayat ini wajib. Dan, bertanya tentang ayat ini bid’ah.

Kemudian, beliau berkata: Seandainya engkau kembali menanyakan kepada semitsal ayat ini, maka aku memerintahkan supaya engkau menepuk lehermu. Semoga Allah melindungi kita dan kalian untuk tidak menyamakan Allah dengan makhluk !

{Keterangan dari kitab “Al-Kawkab Al-Azhar Syarah Al-Fiqhu Al-Akbar”, karya Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, halaman 68, cetakan “Darul Fikr”, Beirut – Libanon.

.

Imam safii juga berkata "Barang siapa yang berusaha untuk mengetahui pengatur-Nya (Allah) hingga meyakini bahwa yang ia bayangkan dalam benaknya adalah Allah, maka dia adalah musyabbih (orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), maka kafir.

.

Hujjah wahabi :

.

4.PENDAPAT IMAM AHMAD BIN HAMBAL MENURUT KITAB SERVICE ALBANI

.

Imam Ahmad bin Hambal (tahun 164-241 H).Beliau pernah ditanya,

.

ﻣﺎ ﻣﻌﻨﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻫﻮ ﻣﻌﻜﻢ ﺃﻳﻨﻤﺎ ﻛﻨﺘﻢ ﻭ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻧﺠﻮﻯ ﺛﻼﺛﻪ ﺍﻻ ﻫﻮ ﺭﺍﺑﻌﻬﻢ ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻤﻪ ﻋﺎﻟﻢ ﺍﻟﻐﻴﺐ ﻭﺍﻟﺸﻬﺎﺩﻩ ﻋﻠﻤﻪ ﻣﺤﻴﻂ ﺑﻜﻞ ﺷﻲﺀ ﺷﺎﻫﺪ ﻋﻼﻡ ﺍﻟﻐﻴﻮﺏ ﻳﻌﻠﻢ ﺍﻟﻐﻴﺐ ﺭﺑﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺑﻼ ﺣﺪ ﻭﻻ ﺻﻔﻪ ﻭﺳﻊ ﻛﺮﺳﻴﻪ ﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕ ﻭﺍﻷﺭﺽ

.

“Apa makna firman Allah,

.

ﻭَﻫُﻮَ ﻣَﻌَﻜُﻢْ ﺃَﻳْﻦَ ﻣَﺎ ﻛُﻨْﺘُﻢْ

.

“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” [QS. Al Hadiid: 4]

.

ﻣَﺎ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻣِﻦْ ﻧَﺠْﻮَﻯ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔٍ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ﺭَﺍﺑِﻌُﻬُﻢْ

.

“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” [ QS. Al Mujadilah: 7]

.

Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.” [Lihat Itsbat Sifatil ‘Uluw, hal. 116].

.

PADAHAL DALAM KITAB LAIN BERBEDA

.

Sanggahan saya (Von Edison Alouisci) :

.

As-Syaikh Ibn Hajar al-Haitami menjelaskan bahwa Beliau mensucikan Allah dari tempat dan arah. Bahkan beliau adalah salah seorang terkemuka dalam akidah tanzih. Dalam pada ini as-Syaikh Ibn Hajar al-Haitami menuliskan:

.

ﻭَﻣَﺎ ﺍﺷْﺘُﻬِﺮَ ﺑَﻴْﻦَ ﺟَﻬَﻠَﺔِ ﺍﻟْﻤَﻨْﺴُﻮْﺑِﻲْﻥَ ﺇﻟَﻰ ﻫﺬَﺍ ﺍﻹﻣَﺎﻡِ ﺍﻷﻋْﻈَﻢِ ﺍﻟْﻤُﺠْﺘَﻬِﺪِ ﻣِﻦْ ﺃﻧّﻪُ ﻗَﺎﺋِﻞٌ ﺑِﺸَﻰﺀٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻬَﺔِ ﺃﻭْ ﻧَﺤْﻮِﻫَﺎ ﻓَﻜَﺬِﺏٌ ﻭَﺑُﻬْﺘَﺎﻥٌ ﻭَﺍﻓْﺘِﺮَﺍﺀٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ .

.

“Apa yang tersebar di kalangan orang-orang bodoh yang menisbatkan dirinya kepada madzhab Hanbali bahwa beliau telah menetapkan adanya tempat dan arah bagi Allah, maka sungguh hal tersebut adalah merupakan kedustaan dan kebohongan besar atasnya” (Lihat Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Fatawa al-Haditsiyyah, h. 144)

.

dari Uraian diatas jelas bahwa wahabi BERKIDAH PENUH KEPALSUAN.karna dasarnya mereka menggunakan sumber palsu. Kelihatan Asli tapi palsu. Coba anda pikr.. akidah itu adalah keyakinan vital seorang muslim dan tentu harus benar benar diyakini dari sumber yang benar.jk tdk maka kita sebenarnya tdk tahu siapa yang layak disembah.

.

Al-hafizh ibn al-jawzi telah berkata di dalam kitabnya Daf’u Syibh at-Tasybih:

“Sesungguhnya orang-orang yang menyifatkan Allah dengan tempat dan arah, maka sesungguhnya dia termasuk Musyabbih dan Mujassimah yang tidak mengerti sifat Allah”

.

Pada akhirnya saya mau katakan bahwa wahabi memang ahlul fitnah nejed,,memfitnah ulama madzab,berakidah palsu karna sumbernya palsu.

Wahabi pembohong besar dimana mana dg taqiyah menyebarkan paham paham palsunya.intaha.

.

By. Von Edison Alouisci

kingstones steet. Ramadhan 24.6.2015

FP : www.facebook.com/von.edison.alouisci

.

NB. DIHARAPKAN SHARE/SEBARKAN ( amanah) . jangan sampai teman,saudara anda terjebak akidah palsu karna tipuan wahabi awam yang tahunya kopas dalil PALSU diatas..

.

tag.


Tags

Posting Komentar

0 Komentar

Top Post Ad

Below Post Ad