Type Here to Get Search Results !

MUNAFIK DALM PANDANGAN ISLAM

0
'MUNAFIK DALAM PANDANGAN ISLAM
oleh Von Edison Alouisci pada 21 April 2011 jam 0:12

Kaum Munafikin adalah ancaman terbesar bagi umat Islam, mereka menikam dari belakang laksana musuh dalam selimut, merekalah yang selama ini menjadi biang kerok kekalahan kaum muslim dari orang-orang kafir. Mereka pula yang selama ini dengan gencarnya menolak penegakan syariat Islam. Karena ini penting bagi kita untuk mengatahui ciri-ciri mereka agar dapat terhindar dari tipu dayanya.

Ibn Katsir berkata ; “Kemunafikan adalah menampakkan kabaikan dan menyembunyikan kejelekan, kemunafikan ada bermacam-macam ; I’tiqadiy (kemunafikan dalam I’tiqad) inilah kemunafikan yang pemiliknya abadi dalam neraka. Amaliy (kemunafikan dalam beramal) dan ia termasuk dosa paling besar.”

Nifaq I’tiqady

Kemunafikan dalam I’tiqad adalah dengan menampakkan keislaman tapi dalam hati menyimpan kekufuran.

Allah berfirman ;

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah 8 )



Tafsir Ibn Katsir

Ibn Katsir dalam tafsirnya menyebutkan tentang pertama kali kemunculan golongan munafikin yaitu semenjak kemenangan umat Islam dalam perang Badr. Beliau berkata ;

“Sifat-sifat munafikin hanyalah turun dalam surat-surat Madaniyyah, dikarenakan kota Makkah tidak terdapat didalamnya kemunafikan. Bahkan yang ada adalah sebailknya; (yakni) sebagian orang menampakkan kekufuran dengan terpaksa sedang di batinnya ia beriman.”

Beliau melanjutkan ; “Kemudian ketika Rasulullah sampai di Madinah masuk Islam-lah orang-orang yang masuk Islam dari qabilah Aus dan Khazraj, sedang sedikit orang yahudi yang masuk Islam kecuali Abdullah bin Salam Ra. Pada masa itu juga belum muncul kemunafikan dikarenakan umat islam setelah itu tidak mempunyai suatu kekuatan yang ditakuti. Bahkan Nabi malah mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi dan suku-suku Arab di sekitar Madinah. Kemudian ketika terjadi perang Badr yang besar dan Allah menampakkan kalimatnya, dan memuliakan Islam dan pemeluknya, berkatalah Abdullah bin Ubay bin Salul,

-Dahulu ia merupakan pemimpin di kota madinah, ia dari qabilah Khazraj, dan ia merupakan pemimpin dua qabilah (Aus dan Khazraj) di masa Jahiliyyah, dan mereka telah bertekad menjadikan ia raja bagi mereka. Tiba-tiba datanglah kebaikan lalu mereka masuk islam, dan sibuk darinya (Abdullah bin Ubay), jadilah dalam dirinya terdapat kedengkian terdapat islam dan pengikutnya-

Maka ketika terjadi perang Badr ia berkata ; “Inilah perkara Allah telah menghadap” kemudian ia menampakkan masuk dalam agama islam, dan masuk pula besertanya golongan-golongan yang sejalan dengan jalan dan pendapatnya, dan juga golongan lain dari Ahli Kitab, dan dari sinilah ditemukan kemunafikan pada penduduk Madinah.”



Al-Mal'uun Snouck Hurgronje

Golongan munafik Abdullah Bin Ubay ini tak henti-hentinya memusuhi kaum muslimin, akan tetapi usaha apapun yang mereka lakukan selalu gagal berkat pertolongan Allah Swt.

Golongan ini mulai lenyap sepeninggal Abdullah Bin Ubay akibat taktik jitu Rasulullah yang memberikan bajunya untuk dijadikan kain kafan baginya sehingga menarik hati para pengikutnya.

Walaupun begitu tidak lantas mereka lenyap begitu saja, sejarah telah mencatat para penerus Abdullah bin Ubay yang berusaha menghancurkan Islam dari dalam. Sebut saja Abdullah bin Saba’ orang yahudi yang memiliki kedengkian yang dalam terhadap Islam dan berhasil memecah belah umat Islam sehingga muncullah golongan Syi’ah. Begitu pula kita lihat tipu daya yang dilakukan Snouck Hurgronje terhadap kaum muslimin Indonesia yang akibatnya masih dapat kita lihat hingga sekarang.

Ancaman Bagi Orang Munafik Dalam I’tiqad

Mengingat kekufuran yang dilakukan kaum munafik lebih parah dan lebih berhaya dibanding orang kafir biasa, maka sebanding dengan itu, Allah menyiapkan bagi mereka siksa yang lebih pula.

Allah berfirman ;

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (An-Nisa’ 145)

Yakni kaum munafikin tempatnya adalah neraka paling bawah, dibawahnya Nasrani, Yahudi, dan kaum musyrikin.

Ibn Umar berkata ;

إن أشد الناس عذابًا يوم القيامة ثلاثة: المنافقون، ومن كفر من أصحاب المائدة، وآل فرعون

Sesungguhnya manusia yang paling berat siksanya pada hari Kiamat ada tiga ; kaum munafik, dan orang yang kafir dari Ashabul Ma’idah (kaum nabi Isa yang diturunkan pada mereka makanan dari langit), dan para pengikut Fir’aun.

Bagaimana hukumnya orang munafik

Secara umum kaum munafik dihukumi seperti halnya kaum muslim lainya karena memandang dari segi dzahirnya. Dan mereka masih dihukumi muslim walaupun mereka menampakkan kekufuran mereka selagi setelah itu mereka kembali menampakkan keislamannya.

Itulah sebabnya Nabi Saw tidak mau membunuh Abdullah bin Ubay walaupun telah banyak perbuatannya yang menunjukkan kekufurannya. Allah berfirman ;

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيغًا

Mereka itulah (Munafikin) orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Maka dari itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasehat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (An-Nisa’ 63)

Perintah Allah agar berpaling dari mereka menunjukkan larangan untuk membunuh mereka, bahkan sebaliknya, Allah memerintahkan untuk menasehati mereka.

Nabi berkata kepada sahabat Umar ketika beliau meminta ijin untuk membunuh Abdullah Bin Ubay ;

دَعْهُ لاَ يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ

Biarkanlah ia, jangan sampai orang-orang berkata bahwa muhammad membunuh sahabatnya. (HR. Muslim)

Imam Syafi’i berkata “Rasulullah mencegah membunuh orang-orang munafik selagi mereka menampakkan keislaman padahal beliau mengetahui kemunafikan mereka adalah karena apa yang mereka tampakkan (keislaman) menghapus apa-apa yang (terjadi) sebelumnya”

Namun jika mereka tidak kembali menunjukkan keislamannya maka mereka dihukumi murtad, karena itu Allah memerintah membunuh orang-orang munafik yang bekerjasama dengan orang kafir memusuhi orang Islam dalam firmannya ;

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً فَلَا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ أَوْلِيَاءَ حَتَّى يُهَاجِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَخُذُوهُمْ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَلَا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرً

Mereka ingin supaya kalian menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kalian menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tangkap dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong. (An-Nisa’ 89)

Ibn Abbas berkata ; “Ayat ini turun pada kaum yang mengatakan keislaman, sedang mereka berkerjasama dengan kaum musyrikin. Maka (suatu ketika) mereka keluar dari makkah lalu berkata ; “Jika kita bertemu pengikut Muhammad, maka tidak ada bahaya bagi kita”. Kaum mukminin ketika diberi kabar bahwa mereka keluar dari Makkah, berkata segolongan dari mereka ; “Pergilah kepada para pengecut lalu bunuhlah mereka! Sesungguhnya mereka bekerjasama dengan musuhmu untuk memusuhimu”. Golongan mukmin yang lain berkata ; “Subhanallah!, apakah kalian akan membunuh orang yang mengucapkan ucapan yang sama seperti yang kalian ucapkan (syahadat)? Apakah karena mereka tidak mau hijrah dan meninggalkan tempat tinggal mereka kalian menghalalkan darah dan harta mereka?”. Jadilah mereka terbagi menjadi dua golongan, sedang Rasul disisi mereka tidak melarang salah satu diantara mereka dari satu apapun, sehingga turunlah ayat ;

“فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ”

Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik? (An-Nisa’ 88) -yakni ayat sebelum ayat diatas-

Singkatnya ayat فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ dan ayat sesudahnya yaitu وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا

Itu menyalahkan sikap kaum mukmin terbagi menjadi dua golongan dalam mensikapi kaum munafikin, ada yang menginginkan untuk membunuh mereka ada yang tidak. Lalu Allah menegaskan agar kaum mukmin menangkap dan membunuh mereka dimanapun mereka temui.

Dan hendaknya diketahui bahwa diantara yang menyebabkan kekafiran adalah bekerjasama dengan orang kafir dalam memusuhi orang Islam seperti yang saya jelaskan dalam “Hal-hal yang menyebabkan kafir atau keluar dari Islam”.

Inilah yang membedakan mereka dari ahli bidah yang sampai menyebabkan kekafiran, karena ahli bid’ah macam ini ketika tampak dari mereka kekufuran biasanya mereka tidak lantas segera menutupinya bahkan mereka berusaha menyebarkan kesesatan mereka sehingga dengan begitu mereka harus dibunuh karena berarti telah keluar dari agama Islam. Rasul bersabda ;

من بدل دينة فاقتلوه

“Barang siapa mengganti agamanya maka bunuhlah ia!” (HR. Bukhori)

Karena itu kita harus jeli dalam hal ini, karena saya lihat beberapa ulama terkesan menyamakan hukum antara kaum munafik dan ahli bid’ah yang kufur. Contoh paling gampang adalah orang Liberal dan jamaah Ahmadiyyah mereka tidak dapat dihukumi seperti halnya kaum munafik jaman Nabi dengan artian tidak boleh dibunuh, karena dengan jelas mereka menampakkan kekufurannya dan tidak berusaha menutupinya, yang dengan demikian tidak sesuai dengan definisi kemunafikan itu sendiri yaitu ; menampakkan kabaikan dan menyembunyikan kejelekan.

Berbeda jika ahli bid’ah tersebut menyembunyikan kekufurannya seperti yang dilakukan kaum Syiah denga ajaran Taqiyyahnya maka dengan itu mereka bisa dihukumi sama dengan kaum munafik.

Namun untuk penentuan dalam masalah ini tidak bisa diserahkan pada masyarakat biasa dan harus diserahkan pada seorang imam.

Nifaq Amaly

Nifaq dalam perbuatan adalah dengan melakukan perbuatan maupun shifat-shifat orang munafik. Penyebab kemunafikan ini adalah lemahnya iman. Nifak Amaly sangat banyak macamnya, karena mencakup setiap sifat maupun perbuatan orang munafik (selain menyembunyikan kekafiran tentunya) yang disebutkan Alquran maupun hadist.

Ketika anda membaca Alquran kemudian sampai pada sifat-sifat munafikin coba anda cocokkan ; apakah diantara sifat-sifat itu ada yang menempel pada diri anda? Jika ya berarti terdapat kemunafikan dalam diri anda dan segeralah bertobat kepada Allah yang maha pengasih.

Namun yang terpenting, yang perlu anda cermati dan pahami dan lakukan adalah mengembalikan sikap dan perbuatan anda kepada definisi kemunafikan itu sendiri yakni ; menampakkan kebaikan dan menyembunyikan kejelekan, apakah anda termasuk didalamnya atau tidak.

Diantara sifat dan perbuatan kaum munafik

Dalam hal ini kami akan mencoba menunjukkan beberapa sifat munafik yang banyak terjadi dikalangan umat islam.

1-Malas, Riya’, dan tidak Khusyuk dalam beribadah terutama Shalat



Jangan samapai lalai shalat

Yang paling kentara dalam hal ini adalah shalat, banyak kaum muslim yang malas shalat, lalai bahkan tak jarang meninggalkannya. Allah berfriman ;

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia dan tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. (An-Nisa’ 142)

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ، الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ، الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ، وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Al-Maa’uun 4,5,6,7)

Begitulah salatnya kaum munafik, mereka malas ketika hendak melaksanakannya, ketika mereka melaksanakannya mereka melaksanakannya dengan riya’ dan tidak dalam keadaan khusyuk . Mereka juga sering “lalai” dalam melaksanakanya yakni dengan mengakhirkannya dari waktunya atau melaksanakannya tidak dengan menepati syarat rukunnya .

Rasul bersabda ;

تِلْكَ صَلاَةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَىِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا لاَ يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلاَّ قَلِيلاً

Itulah shalatlah munafik, duduk menanti matahari sehingga ketika matahari berada diantara dua tanduk syaithon, ia berdiri lalu ia mentotolnya (sujud dengan cepat-cepat) empat kali tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit. (HR. Muslim)

Mereka juga paling malas ketika harus shalat berjamaah dalam masjid memenuhi panggilan Allah. Terutama ketika shalat isyak dan shalat subuh, Rasul Saw bersabda ;

إِنَّ أَثْقَلَ صَلاَةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلاَةُ الْعِشَاءِ وَصَلاَةُ الْفَجْرِ

Sesungguhnya salat yang paling berat pagi kaum munafik adalah salat Isyak dan Salat Fajar. (HR. Muslim)

Ibn Mas’ud berkata ;

لقد رأيتُنا وما يتخلَّف عن الصلاة إلا منافق قد عُلِمَ نفاقُه ، أو مريض ، إن كان المريضُ لَيَمشي بين رَجُليْنِ حتى يأتي الصلاةَ

“Kalian telah mengetahui kita, dan tidak tertinggal dari shalat (jamaah) kecuali munafik yang diketahui kemunafikannya, atau orang sakit, (Bahkan) sesungguhnya orang sakit berjalan diantara dua lelaki (dibopong) sehingga mendatangi shalat”. (HR. Muslim)

Seperti kita ketahui, shalat adalah pokok ibadah barang siapa shalatnya baik maka yang lain otomatis juga baik. Karena itu jika seseorang shalatnya tidak baik maka bisa dipastikan ibadah yang lain juga tida baik. Dan bisa juga dikatakan ; “jika disuruh shalat saja malas apalagi ibadah-ibadah yang lainnya”.

2-Dalam hal beragama mereka hanya mau mengambil yang enak saja

Sifat seperti ini juga banyak terjadi dikalangan kaum muslimin, Allah berfirman ;

كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا

Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. (Al-Baqarah)

Ibn Abbas berkata ; “Setiap kaum munafikin tertimpa sebagian kemuliaan Islam mereka merasa tenang padanya dan ketika Islam tertimpa bencana mereka berdiri untuk kembali pada kekufuran”.



Seorang Mukmin tak kan ragu untuk berjihad di jalanNya

Allah berfirman ;

وَإِنَّ مِنْكُمْ لَمَنْ لَيُبَطِّئَنَّ فَإِنْ أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَالَ قَدْ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيَّ إِذْ لَمْ أَكُنْ مَعَهُمْ شَهِيدًا، وَلَئِنْ أَصَابَكُمْ فَضْلٌ مِنَ اللَّهِ لَيَقُولَنَّ كَأَنْ لَمْ تَكُنْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ مَوَدَّةٌ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزًا عَظِيمًا

Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: “Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka.

Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: “Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar”. (An-Nisa’ 72-73)

Karena itu Rasul Saw bersabda ;

مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ

Barang siapa mati dan tidak pernah berperang, dan tidak terlintas dalam dirinya untuk berperang, maka ia mati di atas suatu cabang kemunafikan (HR. Muslim)

Ya itu karena orang munafik paling malas disuruh melakukan sesuatu yang berat-berat.

4-Berbohong, ingkar janji, dan tidak bisa dipercaya

Diriwayatkan imam Bukhori dan Muslim bahwa Rasul Saw bersabda ;

أَرْبَعٌ مَنْ كنَّ فِيهِ كَانَ مُنافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفاقِ حَتّى يَدَعَهَا: إِذا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذا عاهَدَ غَدَرَ، وَإِذا خَاصَمَ فَجَرَ

Empat perkara yang jika empat perkara itu ada pada diri seseorang, maka ia adalah munafik yang murni (kemunafikannya), sedang yang padanya terdapat satu diantaranya, maka didalamnya terdapat sifat-sifat kemunafikan sehingga ia meninggalkannya ; jika dipercaya ia berkhianat, jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia tidak menepati, jika berdebat ia berbuat lacut.

Allah berfirman ;

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ

Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (An-Nahl 105)

Ibn Jarir At-Thabari meriwayatkan ;

قال أبو الدرداء يا رسول الله هل يسرق المؤمن قال قد يكون ذلك قال فهل يزني المؤمن قال بلى وإن كره أبو الدرداء قال هل يكذب المؤمن قال إنما يفتري الكذب من لا يؤمن إن العبد يزل الزلة ثم يرجع إلى ربه فيتوب فيتوب الله عليه.

Abu Dardak berkata ; “Wahai Rasulullah apakah (mungkin) seorang mukmin mencuri?” Rasul berkata ; “Ya terkadang itu terjadi”. Abu dardak berkata “apakah (mungkin) seorang mukmin berzina?” Rasul berkata ;”Ya” Walau Abu dardak tidak suka (ucapan rawi). Abu Dardak berkata ; “Apakah (mungkin) seorang mungkin berbohong?” Rasul menjawab ; “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman. Sesungguhnya seorang hamba terpeleset dalam kesalahan kemudian ia kembali kepada tuhannya lalu bertobat, maka Allah menerima tobatnya”

5-Bermuwaalah dengan orang kafir, bangga dengan mereka serta mencari keselamatan, kesuksesan, dan kemuliaan dari mereka



Kemesraan Raja Saudi dan Bush

Inilah hal menyedihkan yang kita dapati dari kaum muslimin, mereka tidak bangga dengan agama mereka sendiri, mereka memilih meniru-niru orang kafir, bangga jika mengikuti gaya hidupnya, bangga jika memakai produk merek buatan orang kafir ditambah lagi para pemimpin kaum muslim yang tak malu menjilat orang kafir untuk sebuah keselamatan, demi melindungi kekuasaan mereka, atau demi seonggok bantuan duniawi.

Allah berfirman ;

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا، الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا

Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya kemuliaan keseluruhannya adalah milik Allah. (An-Nisa’ 138-139)

Kemulian, kesuksesan, keunggulan yang kalian cari hanyalah dengan menjalankan agama Islam!

Allah juga berfirman ;

فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ

Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana. Maka mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Lalu jadilah mereka menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. (Al-Maidah 52)

6-Menolak berlakunya syariat Islam



At-taturk Pelopor Sekulerisme dalam Islam

Hal ini dapat kita temukan pada orang-orang penganut sekulerisme, Allah berfirman ;

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا

Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kita menuju kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik berpaling dari engkau dengan sekuat-kuatnya. (Al-Maidah 61)

Ya beginilah kelakuan pengikut sekulerisme, ketika ditanya mengapa, mereka akan menjawab bahwa tujuan mereka adalah baik ; mencegah indonesia dari perpecahan, mengatakan hukum islam sudah tidak layak dengan zaman sekarang, dsb.

فَكَيْفَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَاءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا

Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian (kompromi).” (An-Nisa’ 62)

7-Menyebarkan kerusakan (bermaksiat) dan ketika dinasehati atau ditunjukkan kepada kebenaran ia menyangkal dan bersikap sombong

Allah berfirman ;

وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ

Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, kesombongan akan berbuat dosa menguasainya. Maka cukuplah baginya neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. (Al-Baqarah 206)

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ، أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ

Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”, Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (Al-Baqarah 11-12)

Obat penyakit nifaq

Inilah diantara sifat dan perbuatan kaum munafik yang banyak kita temui, dan seperti yang telah disebutkan bahawa kemunafikan timbul karena lemahnya iman, maka dengan begitu obat dari kemunafikan adalah dengan menguatkan iman. Lalu bagaimanakah caranya? Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan agama kita dengan cara mempelajari Al-Quran. Allah berfirman ;

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Al-Mukminun 2)

Ayat diatas menunjukkan bahwa Al-Quran mampu meningkatkan iman.

Al-Quran juga merupakan obat bagi penyakit terutama penyakit dalam hati yang diantaranya adalah kemunafikan ;

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al-Isra’ 82)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Yunus 57)

Karena itu tiada pilihan lain bagi kita jika ingin terbebas dari kemunafikan dan menjadi mukmin sejati selain dengan mempelajari dan memahami Al-Quran. Waallahu A’lam.

Posting Komentar

0 Komentar

Top Post Ad

Below Post Ad